![]() |
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB Hj.Nelly Yuniarti |
MANDALIKAPOST.com-Harga cabai rawit di Provinsi NTB semakin merangkak naik dalam beberapa hari terakhir. Pada Selasa (4/2), harga cabai di Pasar Induk Kebon Roek Kota Mataram mencapai Rp180 ribu per kg. Dinas Perdagangan Provinsi NTB memandang bahwa harga cabai yang tinggi ini telah mencatat rekor baru.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Baiq Nelly Yuniarti mengatakan, tingginya harga cabai saat ini disebabkan oleh faktor cuaca yang menghambat panen cabai secara optimal selama Ramadan.
"Iya, harga yang mendekati 200 ribu bisa dikatakan rekor baru dalam lima tahun terakhir. Target panen cabai kita terganggu, yang seharusnya panen sekian ton malah mundur," kata Baiq Nelly Yuniarti kepada wartawan, Selasa (4/3).
Nelly juga menyebutkan bahwa pihaknya telah mendatangkan lima ton cabai dari luar daerah untuk mengatasi tingginya harga cabai di NTB. Cabai yang berasal dari Jawa tersebut banyak yang menjualnya seharga Rp160 ribu kg di pasar. Namun untuk cabai varietas lokal sudah mendekati angka Rp200 ribu pr kg.
“Lima ton cabai kita datangkan dari Jawa telah didistribusikan dengan jatah sekitar 14 kilogram per pedagang,” katanya.
Ia menambahkan bahwa perbedaan harga ini disebabkan oleh preferensi konsumen yang memilih cabai dengan harga lebih murah di pasar. "Saran saya, kurangi dulu penggunaan cabai," imbuhnya.
Situasi harga cabai yang mahal ini tidak hanya terjadi di NTB, tetapi juga di daerah lain, sehingga menjadi persoalan secara nasional. Ia memandang perlunya perencanaan yang baik dalam penggunaan alat pertanian untuk mengatasi masalah ini.
Dalam upaya mengendalikan harga, Dinas Perdagangan NTB akan terus bekerjasama dengan Bank Indonesia untuk menggelar operasi pasar di sejumlah titik. Beberapa waktu lalu, operasi pasar yang menyediakan komoditas cabai yang berasal dari champion Bank Indonesia dijual dengan harga nol rupiah, namun dengan menggunakan QRIS.
"Kemarin sudah kita laksanakan di Kota Mataram, cabai itu untuk seperempatnya nol rupiah yang penting bayarnya pakai QRIS," jelas Nelly. Ia berharap operasi pasar ini bisa dilaksanakan di seluruh NTB.
Sementara itu, Hamdani, seorang pedagang di Pasar Kebon Roek Kota Mataram, mengaku bahwa harga cabai yang mencapai Rp180 ribu per kg sudah terjadi sejak tanggal 28 Februari lalu. "Warga belinya sedikit-sedikit, 5-10 ribu," kata Hamdani, menggambarkan dampak harga tinggi terhadap daya beli masyarakat.