![]() |
Sekda Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi didampingi Sekda Lombok Timur, H. M Juaini Taofik saat ditemui awak media di kantor BTNGR Mataram. (Foto: Rosyidin/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan pemerintah kabupaten terkait tengah bersiap siaga menyambut potensi lonjakan wisatawan pendaki Gunung Rinjani, terutama setelah kuota pendakian kelas B mencapai angka 150.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, Lalu Gita Aiadi, menekankan pentingnya peningkatan kualitas layanan dan inovasi atraksi wisata di sekitar kawasan Rinjani.
"150 sudah pada kelas B ya, besok jangan-jangan kita harus siap dengan layanan kualitas yang lebih baik," ujar Sekda Lalu Gita dalam pertemuan yang dihadiri Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan para pemangku kepentingan pariwisata, di Mataram, Senin (14/4).
Lebih lanjut, Sekda Lalu Gita mendorong adanya kreativitas dalam menciptakan daya tarik wisata di kaki Gunung Rinjani sebagai alternatif sebelum pendaki mencapai puncak 3.726 mdpl.
"Ini memotivasi kita untuk kreatif menciptakan atraksi-atraksi di hamparan lama Rinjani, misalnya sebelum bisa naik ke 3726 mdpl diawali dengan naik bukit-bukit dan antaraksi wisata alam seperti air terjun dan yang lainnya. Seperti itu akan terpola itu nanti," imbuhnya.
Pemerintah Provinsi NTB menyambut baik pesan moral dari Sekda dan Kepala Balai TNGR untuk menjaga kondusivitas suasana selama musim puncak pendakian.
Sekda juga berjanji akan mendelegasikan pembahasan lebih lanjut terkait kapasitas pendakian dan hubungan antara pemerintah pusat (melalui TNGR) dengan pemerintah daerah kepada pihak terkait di pusat, melibatkan pemerintah kabupaten.
"Baguslah, sangat baik untuk kemajuan, nah, jangan sampai menambah kota. Kalaupun ada penambahan, harus ada kajian yang melibatkan semua stakeholder yang ada dilingkar Rinjani termasuk para akademisi," tegasnya.
Sekda Lalu Gita juga berencana turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan gambaran riil kondisi di kawasan Rinjani.
"Saya juga akan turun nanti ke senaru, Sembalun dan aik berik di Loteng. enggak cukup satu jam kita bahas masalah Kouta ini, itu sebabkan saya minta kami menginap semalam di Senaru, saya nginep di Sembalun semalam, saya nginep di Lombok Tengah Aik Berik semalam. Nah, dari sana kita akan gali aspirasi para TO," jelasnya
Nah, akhirnya pertemuan ini bagi saya hanya menyampaikan pesan bahwa nanti bersama Pak Sekda Lombok Timur, kami bersama pelaku wisata di Sembalun. kita akan membahas tentang permasalahan itu. Semoga ada jalan keluarnya ya," pungkasnya.
Senada dengan Sekda Provinsi, Sekda Lombok Timur, H.M Juaini Taofik, menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah pusat, provinsi, serta kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Utara terhadap potensi wisata Rinjani.
Ia menekankan momentum kebangkitan pariwisata Rinjani harus dimanfaatkan secara optimal untuk kelestarian alam, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan citra daerah.
"Ini momentum kebangkitan bersama, bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya, baik untuk memberikan kemanfaatan bagi kelestarian alam, pemberdayaan ekonomi masyarakat, maupun citra daerah kita sebagai destinasi pariwisata khusus Rinjani," kata Sekda Juaini.
Sekda Juaini juga menyoroti penerapan pariwisata berkualitas (hight quality tourism) di Rinjani, termasuk pengaturan kuota pendakian.
"Pengaturan kuota itu harapannya adalah untuk memastikan wisata pendakian ini dalam suasana aman, nyaman, mendapatkan layanan yang parima, baik dalam hal kebersihan, terutama sampah menjadi perhatian kita, kenyamanan yang lain, bahkan tadi dari paparan pak kepala Balai sudah ada toilet ya, toilet kering gitu kan, itu bahkan toilet kering berstandar internasional itu," jelasnya.
Peningkatan fasilitas seperti toilet kering berstandar internasional menjadi salah satu upaya peningkatan layanan.
"Nah, ini baru ada dua ya, kedepan bisa saja kita minta ditambah toiletnya. Karena kenapa, wajar kita nambah dari arus kunjungan angkanya tadi positif. Nah, terjadi peningkatan-peningkatan tren, maka PNBP-nya juga meningkat," ungkap Sekda Juaini.
Ia berharap peningkatan PNBP dapat kembali ke destinasi dalam bentuk dukungan sarana dan prasarana, termasuk konektivitas menuju objek wisata.
Lebih lanjut, Sekda Juaini menyampaikan kabar baik terkait aksesibilitas menuju Sembalun.
"Alhamdulillah kalau mencapai Sembalun lewat Utara sudah lancar jalan-jalannya bagus, nyaman dan lain sebagainya. Kalau lewat Timur eh masih ada yang perlu diperbaiki inperastruktur termasuk jalan provinsi," ujarnya.
"Tapi mulai dari Sebau (Pemandian air panas) ke atas itu setatus jalannya sudah jadi jalan negara, mudah-mudahan ke depan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat mengusulkan peningkatan status mulai dari Sebau kebawah sampai Simpang Tiga Sule itu menjadi jalan nasional sehingga kualitasnya lebih bagus, lebih lebar, lebih nyaman sehingga pengunjung ke Sembalun dan Rinjani menjadi lebih banyak," papar Sekda Juaini menambahkan.
Pemerintah daerah juga tengah mempersiapkan diri menyambut event nasional yang akan berpusat di Senaru dan Sembalun.
"Kita konsolidasi awal dan kami menyampaikan informasi sebentar lagi ada event nasional terselenggara di daerah kita yang epicentrumnya itu ada di Senaru, ada di Sembalun, akan dikunjungi maka teman-teman lokal persiapkan diri dengan sebaik-baiknya," imbau Sekda Juaini.
Menanggapi isu kuota pendakian, Sekda Juaini menegaskan bahwa evaluasi dan kajian bersama tim akan dilakukan untuk menentukan jumlah ideal dan toleransi pada musim puncak.
"Terkait dengan kuota sudah kita serahkan kepada kepala BTNGR, nanti kita lakukan evaluasi kajian bersama tim yang bersama-sama untuk memastikan berapa layaknya, berapa pastinya. Kemudian pada treatment pada saat musim puncak berapa toleransinya seperti tadi kita sudah bahas," pungkas Sekda Juaini.
Pertemuan ini menjadi langkah awal konkret dalam mempersiapkan diri menghadapi potensi peningkatan kunjungan ke Gunung Rinjani, dengan fokus pada peningkatan kualitas layanan, pengembangan atraksi kreatif, dan pengelolaan kuota yang efektif demi kelestarian alam dan kenyamanan wisatawan.