RUMAH RUSAK. Rumah rusak akibat gempa bumi Minggu sore (17/3) di Lombok Timur. (Foto: Dok. BPBD NTB) |
MATARAM - Gempa bumi berkekuatan 5.4 M mengguncang pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu sore (17/3) menyebabkan sejumlah rumah rusak dan belasan luka-luka di Kabupaten Lombok Timur.
Kepala BPBD NTB, Muhammad Rum mengatakan, korban luka-luka akibat terkena runtuhan rumah berjumlah 14 orang, tersebar di Kecamatan Pringgasela (2 orang), Sembalun (6 orang), Sambelia (1 orang) dan Aikmel (5 orang).
"Ini yang sudah masuk data. Rata-rata luka robek terkena pecahan genting dan kaca jenedela rumah," kata Muhammad Rum, Minggu (17/3) di Mataram.
Menurut Rum, gempa bumi juga menyebabkan sejumlah rumah rusak.
Namun yang terdata hingga Minggu petang (17/3) baru empat rumah, terdiri dari dua rumah di Kecamatan Montong Gading, 1 rumah di Kecamatan Sambelia, dan 2 rumah di Kecamatan Sikur.
"Semua di Kabupaten Lombok Timur, jumlah rumah rusak baru terdata 5 rumah," katanya.
Gempa Bumi tektonik terjadi di Lombok sekitar pukul 15.07 WITA. Berdasarkan dara analisis BMKG gempa bumi 5.8 M yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 5.4 M terjadi pada koordinat 8,47 LS dan 116,55 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 20 km arah utara Kota Selong, Kabupaten Lombok Timur.
"Dua menit kemudian terjadi gempabumi susulan dengan kekuatan 5.1 M dengan kedalaman 10 Km," kata Kepala Stasiun Geofisika, BMKG NTB, Agus Riyanto.
Menurutnya dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak tampak bahwa gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal di sekitar Gunung Rinjani.
Agus menjelaskan, dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran turun (normal fault).
Guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di daerah Lombok Utara IV MMI, Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, Mataram, dan Sumbawa III-IV MMI; Karangasem III-IV MMI, Denpasar III MMI, dan Kuta III MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Hingga pukul 16.00 WITA, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 7 aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Agus Riyanto.