NTB CARE. Plt Kepala Dinas Kominfotik NTB, I Gede Putu Aryadi MH dan aplikasi NTB CARE. (Kolase/Istimewa) |
MATARAM - Layanan Pengaduan masyarakat melalui aplikasi digital NTB CARE semakin familiar dan dijadikan salah satu media bagi masyarakat NTB untuk menyampaikan pengaduan dan keluh kesah mereka kepada Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Dr Hj Siti Rohmi Djalilah.
Plt. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi MH mengatakan, sepekan terakhir dalam periode 17-23 Juni 2019, admin NTB CARE telah menerima tidak kurang dari 18 pengaduan langsung dari masyarakat. Satu diantaranya juga terpantau disampaikan melalui akun facebook Gubernur NTB, Doktor Zul Zulkieflimansyah.
"Ada 18 pengaduan dalam sepekan terakhir yang masuk ke NTB CARE. Seluruh pengaduan tersebut, telah kami tindaklanjuti dan diteruskan kepada admin NTB CARE di instansi yang terkait dan pihak berwenang menanganinya," kata Aryadi, Minggu (23/6) di Mataram.
Aryadi mengatakan, sejauh ini berdasarkan hasil pantauannya, sebagian besar dari pengaduan tersebut sudah direspons dan ditindaklanjuti oleh intansi terkait.
BACA JUGA : Aduan di NTB CARE Meningkat, Ini Kata Gubernur Zulkieflimansyah !!
Ia memaparkan, 18 pengaduan tersebut terdiri dari 4 aduan yang mengeluhkan kondisi infrastruktur jalan di sejumlah Kecamatan dan Desa di Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Lombok Barat.
Lima aduan menyoroti masalah perilaku hidup bersih dan kondisi fasilitas umum di beberapa obyek wisata yang tidak terawat dan tidak bersih, termasuk satu titik di sekitar KEK Mandalika.
SAMPAH BERSERAKAN. Screenshoot pengaduan masyarakat di NTB CARE, tentang sampah berserakan di sepanjang jalan kawasan Kecataman Gunungsari, Lombok Barat. (Foto : Dok. Dinas Kominfotik NTB) |
Ia mengatakan, ada juga pengaduan warga dari pemilik lahan yang mempermasahkan pembangunan bak penampungan sampah di lahan miliknya oleh aparat Desa setempat tanpa ijin dan pemberitahuan sebelumnya. Dan sebaliknya, ada 1 pengaduan dari warga yang justru meminta untuk disediakan bak penampung sampah sementara di sekitar pemukimannya.
"Ada juga keluhan tentang Kesehatan dari warga Pringgabaya, Lombok Timur, yang anaknya pernah gizi buruk ditambah epilepsi. Namun terkait keluhan tentang anak tersebut, sebenarnya Dinas Kesehatan Provinsi NTB, sudah sejak awal responsif untuk melakukan penanganan kesehatan melalui layanan medis, dan hingga saat ini terus memantau perkembangannya. Saat ini sedang diupayakan untuk mendapatkan bantuan PKH dari Pemerintah Daerah," kata Aryadi.
Pengaduan lain, lanjut Aryadi, ada 3 aduan terkait gardu PLN dan aliran listrik tegangan tinggi yang menyentuh pohon serta jaringan SUTET yang dikhawatirkan akan membayakan warga sekitar.
"Ketiga aduan tersebut sudah direspons dengan baik oleh PT PLN," katanya.
Aryadi menambahkan, terdapat juga 2 warga yang mempertanyakan bantuan dana pembangunan rumah rusak berat akibat bencana gempa Bumi.
Mereka mengaku rumahnya yang rusak berat akibat gempa, dan sudah dilakukan perbaikan oleh Pokmas, tiba-tiba dana bantuan yang sudah ada di rekening ditarik kembali atau tidak jadi diberikan dengan alasan rumahnya sudah baik.
"Kami berharap BPBD segera bisa mengklarifikasi dan merespon pengaduan tersebut," ujar mantan Irbansus Inspektorat NTB ini.
DOWNLOAD APLIKASI NTB CARE KLIK DISINI
Sedangkan keluhan seorang warga yang disampaikan langsung melalui akun facebook Gubernur NTB adalah protes terkait kekurang-nyamanan pelayanan petugas saat mengurus perawatan medis orang tuanya di RSU dengan fasilitas BPJS.
BACA JUGA : Klik Disini !! Biar Paham Tentang Program NTB Gemilang
Dalam sepekan ini juga terdapat 1 pengaduan yang terkait dengan dugaan pelanggaran hukum atau tindak pidana korupsi oleh oknum di salah satu instansi di Kabupaten. Hal ini juga sudah diteruskan ke pihak terkait melalui fitur WBS yang telah tersedia di aplikasi NTB CARE.
"Selain pengaduan dan laporan tersebut, juga terdapat satu kisah sukses (succes story) dari Komunitas Kebersihan Masyarakat di Desa Gondang Gangga KLU, yang memanfaatkan sampah plastik untuk kerajinan membuat kursi, serta sampah organik untuk pupuk," kata Aryadi. (*)