Dubes RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi (Paling Kiri). (Istimewa) |
MATARAM - Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi menegaskan pihaknya telah bertemu mahasiswa NTB peserta program belajar ke Korea Selatan.
Hasilnya, Dubes memastikan tidak ada mahasiswa NTB yang telantar seperti dikabarkan sejumlah media baru-baru ini.
“Pak Gub, saya hari ini sudah bertemu dengan Euis Baiduri yang mewakili teman-temannya, sementara staf saya hari ini bertemu 17 mahasiswa lainnya di kampus Chodang. Saya bisa pastikan bahwa tidak ada yang telantar,” ujar Umar Hadi dalam pesan singkatnya kepada Gubernur NTB, seperti dikutip dari pers rilis Biro Humas Pemprov NTB, Sabtu (31/8) di Mataram.
Mengenai kelanjutan studi mahasiswa NTB di Korsel, Umar Hadi juga telah mendiskusikannya dengan Kadis Kesehatan NTB yang saat ini tengah berada di Korsel.
“InsyaAllah saya kawal terus supaya dapat solusi yang terbaik,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi yang tengah berada di Korsel untuk menengok para mahasiswa tersebut memaparkan hasil kunjungannya. Menurutnya, saat ini mereka hidup dengan nyaman di Korea Selatan.
“Mereka sedang bersiap untuk masuk masa sekolah tanggal 2 September,” ujar Eka.
Eka juga menepis pendapat adanya indikasi perdagangan orang dalam program ini. Ia menegaskan, program belajar ke Korea Selatan ini sifatnya murni adalah program pendidikan.
“Jadi tidak ada kaitannya dengan ketenagakerjaan. Mereka dikirim untuk sekolah. Saat ini persiapan bahasa untuk masuk ke program S1-nya,” ujar Eka.
Pendapat senada dilontarkan Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi NTB, H. Agus Patria, SH, M.Hum.
“Ini unsur human traffickingnya tidak ada sama sekali. Ini adalah program belajar. Masyarakat juga sudah bisa menilai, program-program Pemprov NTB itu adalah untuk kepentingan masyarakat banyak,” katanya.
Pernyataan Agus Patria ini dikuatkan oleh pengakuan peserta program belajar ke Korea Selatan yang justru merasa nyaman mengikuti program ini.
Euis Baiduri, salah seorang tenaga kesehatan peserta Program Belajar di Chodang University di Korea Selatan menegaskan, saat ini mereka sama sekali tidak telantar.
“Pada intinya, kami di sini sama sekali tidak ada yang ditelantarkan. Bahkan tidak telantar,” ujarnya.
Menurut Euis, kondisi mereka di Korsel saat ini baik-baik saja. Kehidupan yang mereka jalani juga berjalan normal.
“Kami tinggal dengan nyaman di asrama, full Wifi, asrama yang nyaman, makan yang teratur,” ujarnya.
Ia menambahkan, beberapa peserta program belajar ke Korsel bahkan mengisi liburan mereka dengan mengambil pekerjaan paruh waktu.
Sebagian lagi memilih untuk diam di asrama sambil menunggu waktu masuk kampus pada 2 September 2019 mendatang.
“Saya pribadi memilih di asrama, menikmati hari-hari dengan belajar buat persiapan ujian level bulan November depan. Sesekali jalan-jalan,” ujarnya.