DISKUSI CALON SEKDA NTB. Kiri-Kanan : Taufik Hidayat, Bambang Mei Finarwanto, dan Hasan Masat, dalam diskusi "Calon Sekda NTB Idola", di De Lima Cafe, Mataram. |
MATARAM - Tiga nama dari lima calon Sekda NTB mencuat dalam diskusi publik "Calon Sekda NTB Idola" yang digelar lembaga kajian sosial politik M16, Minggu sore (13/10) di De Lima Cafe, Mataram.
Tiga nama yang mencuat adalah Kepala DPMPTSP NTB, Drs. H. L. Gita Ariadi, M. Si, Assisten II Setda NTB, Ir. H. Ridwan Syah, MM, M.TP., dan Assisten I Setda Provinsi NTB, Dra. Hj. Baiq Eva Nurcahyaningsih, M. Si.
Sementara Kepala Distanbun NTB, Ir. H. Husnul Fauzi, M. Si, dan PenjabatSekda NTB, Dr. Ir. H. Iswandi, M. Si, tidak masuk dalam perbincangan.
Direktur M16, Bambang Mei Finarwanto mengatakan, diskusi yang digelar mengangkan isu seleksi Sekda NTB karena momentum ini merupakan momentum keterbukaan selama proses pemilihan Sekda dilakukan di NTB.
"Sebelumnya dalam pemilihan Sekda yang sudah-sudah, masyarkat publik seolah abai dan tidak peduli. Tapi yang sekarang berbeda, fenomena ini bagus untuk menciptkan good governance, pemerintahan yang baik di NTB," katanya.
Pria humble yang akrab disapa Didu ini mengatakan, dengan proses yang terbuka diharapkan siapa pun yang terpilih menjadi Sekda bisa mencerminkan semangat good governance dimaksud.
"Kondisi pemerintahan Zul-Rohmi ini kan kita lihat sudah banyak upaya pembehanan, meski masih ada beberapa kelemahan. Dengan momentum (pemilihan) Sekda ini jadi tonggak penting untuk mengukur sejauh mana kepedulian Zul-Rohm dalam memilih Sekda dan menyerap aspirasi publik yang masuk," tukas Didu.
Didu menekankan, Pansel Sekda NTB juga harus bisa membuktikan kinerja mereka dengan profesional, proporsional, transparan dan akuntable.
"Tanpa ada unsur like dan dislike. Sejak jauh hari M16 sudah mengungkapkan bahwa hasil Pansel idealnya dua pria dan satu perempuan," tegas Didu.
Direktur Lesa Demarkasi, Hasan Masat SH mengatakan, diskusi publik soal Sekda Idola ini perlu dilakukan dan cukup strategis di mana publik ingin berpartisipasi untuk mendukung good governance dan ASM yang bersih mumpuni dengan kinerja yang bagus.
Ia menjelaskan, pada 14 Oktober Pansel Sekda NTB akan membuka kran aspirasi publik melalui pembukaan tanggapan dan pendapat publik bagi 5 calon Sekda NTB.
"Kami dari Lesa Demarkasi terus terang tertarik pada figur Lalu Gita," tegas Hasan Masat.
Menurutnya, pengalaman Lalu Gita Aryadi di bbidang birikrasi NTB sudah teruji dari beberapa pemerintahan, mulai dari zaman Gubernur Harun Al Rasyid, HL Serinata, TGH M Zainul Majdi, hingga saat ini di zaman Gubernur Zulkieflimansyah.
"Lalu Gita mampu mendampingi beberapa rezim pemerintah dan selalu bisa masuk dalam lingkaran terdekat memegang jabatan-jabatan strategis pula," katanya.
Hasan menilai, dalam pemilihan Sekda NTB kali ini masalah geopolitik harus dikesampingkan.
"Tidak boleh lagi ada istilah dia itu Sasak, Mbojo, atau Samawa. Kalau dulu boleh saja karena berdasarkan teritorial untuk harmonisasi keterwakilan. Tapi karena sekarang pakai Pansel maka hal itu harus dihindari," tegasnya.
Hasan menekankan, Sekda sebagai panglima para ASN di lingkup Provinsi NTB harus punya dedikasi, loyalitas integritas, dan kinerja yang dapat diterima pemerintah dan juga masyarakat NTB.
Pansel diharapkan tidak mempertimbangkan unsur kesukuan, golongan kelompok, maupun organisasi masyarakat tertentu.
"Karena hal itu sensitif. Pansel harus netral dan menilai berdasarkan Undang-Unadang ASN Nomor 5 Tahun 2014. Itu yang jadi asupan penting," tegasnya.
Hasan mengatakan, Lalu Gita bisa diajukan masuk menjadi tiga besar calon Sekda NTB.
"Lalu Gita layak masuk 3 besar, dan Gubernur kami yakin memahami ini," kata Hasan Masat.
Sementara itu, Ketua Gerakan Pemuda Lombok, Taufik Hidayat mengatakan, pemilihan Sekda NTB kali ini merupakan pemilihan Sekda yang paling menarik.
Sebab, dalam prosesnya ternyata ada banyak kepedulian publik yang banyak memberikan masukan dan kritik.
Menurutnya, lima calon Sekda yang ada merupakan figur dan sosok birokrat NTB yang hebat dan memiliki kapasitas masing-masing.
"Lima nama ini orang hebat semua. Namun dengan banyak pertimbangan kami Gerakan Pemuda Lombok memilih mendukung pak Ridwansyah. Beliau juga pantas masuk tga besar," kata Taufik.
Ia menegaskan, jabatan Sekda NTB agar tidak asal dipilih.
Ia setuju bahwa pemilihan juga tidak harus mengadopsi geopolitik berdasarkan kesukuan.
"Tapi jangan juga karena kesukuan, orang yang pantas jadi Sekda justru tereleminir. Lepas dari SARA dan lainnya, kami menilai pak Ridwansyah memang mumpuni dan terbukti punya pengalaman," katanya.
Menurutnya, hadirnya Ridwansyah sebagai Sekda akan membuat semangat Ber-Nusa Tenggara Barat akan lebih maksimal diimplementasikan menuju NTB Gemilang ke depan.
Diskusi Calon Sekda NTB Idola yang digelar M16 berjalan seru dan demokratis. Masing-masing peserta menyampaikan keunggulan calon Sekda yang didukung.
Di akhir diskusi, Direktur M16 Bambang Mei Finarwanto kembali menegaskan, bahwa M16 mendorong tiga besar calon Sekda NTB nantinya terdiri dari dua pria dan satu perempuan.
"Dua pria dan satu perempuan yang masuk tiga besar. Tinggal pansel pandai memilah dan memilih mana yang terbaik. Pansel harus paham dengan maksud diskusi ini maksud. Dan saya pikir pansel paham dengan yang kami sampaikan," tukas Didu.(*)